7 Ilmuwan Muslim di Bidang Sains, dari Ilmu Botani hingga Robotika

Ilmuwan muslim banyak meninggalkan warisan hebat dalam dunia sains. Bahkan beberapa di antaranya menjadi rujukan ilmu sains dunia hingga peneliti lain yang masih digunakan hingga sekarang.

Warisan ilmu dari cendekiawan muslim ini dapat ditemukan mulai dari ilmu botani, ilmu optik, hingga robotika. Siapa sajakah mereka?


7 Ilmuwan Muslim di Bidang Sains

1. Al Khwarizmi (Matematika)

Noor Hidayani dalam bukunya Bentuk Aljabar, menuliskan Al-Khwarizmi bernama lengkap Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi. Kata 'Al-Khwarizmi' diambil dari nama tempat kelahirannya, yaitu Khawarizmi, sebuah kota kecil di Uzbekistan tahun 194 H/780 M.


Al Khwarizmi menyumbang ide dan pemikirannya dalam ilmu matematika yang masih digunakan hingga sekarang. Salah satunya teori Aljabar yang membuatnya menyabet gelar Bapak Aljabar.


Ia menuangkan karyanya tersebut dalam buku berjudul "Hisab al-jabr wa al-Muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing). Kata "Al-jabr" yang berarti completion (penyelesaian) dan "Al-muqabala" yang berarti balancing (penyeimbang).


2. Al Battani (Astronomi dan Trigonometri)

Al Batani lahir pada 859 Masehi di Battan, Kota Harran, Turki dengan nama 'Abdullah Muhammad bin Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi al-Battani. Namanya ini juga disebut-sebut diambil dari daerah kelahirannya yakni Battan.


Mengutip 12 Ilmuwan Muslim Terkenal di Dunia oleh Izzah Annisa, Al Battani berasal dari keluarga ilmuwan. Ayahnya Jabir bin Sinan adalah seorang ilmuwan bidang sains. Kakeknya, Tsabit bin Qurrah juga seorang ilmuwan astronomi terkenal di Arab.


Sebab itulah Battani tumbuh menjadi sosok yang hebat dalam bidang astronomi dan perbintangan. Banyak teori astronomi yang lahir dari karyanya. Seperti, soal posisi bintang-bintang dalam tata surya.


Salah satu temuan Al-Battani yang terkenal adalah penentuan tahun matahari selama 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Salah satu karyanya yang terkenal yakni al-Zig al-Sabi yang dikenal sebagai ensiklopedia astronomi telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.


Selain itu, Al Battani juga dikenal sebagai Bapak Trigonometri. Sumbangsihnya dalam bidang ini adalah rumus persamaan trigonometri, hingga cara mengetahui titik pada garis bengkok dengan tabel matematika.


3. Al Haitsam (Optik)

Ilmuwan muslim selanjutnya adalah Al Haistam dilahirkan di Basrah, Irak pada 354 H. Ia memiliki nama lengkap Abu Ali Muhammad Al Hasan bin Al Haitsam. Namanya bahkan turut harum di dunia Barat dengan sebutan Alhazen.


Al Haitsam banyak mempelajari berbagai ilmu pengetahuan semasa hidupnya. Mulai dari astronomi, matematika, fisika, kedokteran, dan lain sebagainya. Bahkan, ia juga mempelajari penglihatan dan cahaya (optik) hingga karyanya yang terkenal lahir dari bidang tersebut yakni, Al Manazhir.


Sejumlah teori yang dikembangkan oleh Ibnu Haitsam di antaranya teori optik yang di dalamnya membahas cermin cekung dan cembung, kemudian teori pembiasan cahaya yang selanjutnya dikembangkan oleh ilmuwan Barat.


Tulisannya tentang mata dan menjadi rujukan dalam pengembangan sains Barat. Ibnu Haitsam juga melakukan penelitian cahaya dan diabadikan dalam buku terjemahan bahasa Inggris berjudul Light on Twilight Phenomena.


4. Al Jazari (Robotika)

Al Jazari lahir di Ardhul Jazirah, sebuah wilayah yang terletak di antara Sungai Efrat dan Tigris di Irak, pada tahun 1136 M. Ia dikenal sebagai orang yang ahli di bidang mekanik hingga banyak menciptakan robot humanoid.


Salah satu warisan dari pemikiran Al Jazari adalah mesin cuci tangan otomatis dengan menggabungkan mekanisme flush dan saat ini digunakan pada toilet flush modern. Ia juga menuliskan prinsip-prinsip teknik robotikanya dalam buku "Al-Jami' Bain al-'Ilm wa al-'Aml al-Nafi' fi Shinat'at al-Hiyal" (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices).


5. Ar Razi (Kedokteran)

Ilmuwan muslim selanjutnya adalah Abu Bakar Muhammad ibn Zakariya atau yang biasa dikenal dengan Ar Razi. Ia lahir di Rey, ibukota wilayah Ray, Teheran, Iran, pada tahun 250 H/854 M.


Namanya dikenal sebagai orang yang ahli di bidang kedokteran, filosof, ahli kimia, biologi, fisika, dan sebagai ulama yang memahami ilmu fiqih. Di bidang kedokteran, Al Razi menyumbangkan pemikirannya dalam buku Al Hawi.


Buku ini mencakup ensiklopedi ilmu kedokteran mulai dari semua penyakit yang ada di seluruh tubuh manusia lengkap dengan cara pengobatannya, hingga pada bagian pencegahan sebelum munculnya penyakit-penyakit tersebut.


Karya Al Razi inilah sekarang dijadikan rujukan oleh para dokter di dunia dan menjadi buku terpenting dalam bidang kedokteran.



6. Al Asma'i (Zoologi dan Botani)

Al Asma'i yang bernama lengkap Abdul Malik bin Qurain Al Asma'i disebut-sebut sebagai orang Islam pertama yang menguasai ilmu zoologi (ilmu hewan). Banyak karya yang ditulisnya mengenai seluk beluk binatang.


Mulai dari kitab Al Khail (tentang kuda), Al Ibil (tentang unta), Al Farq (tentang hewan langka), Al Wuhush (tentang hewan liar), dan lain sebagainya. Melansir dari 36 Kisah Inspiratif Ilmuan Muslim karya Afriza Han, buku-buku dari Al Asma'i banyak menjadi referensi dari peneliti di Eropa pada masanya.


Selain ilmu hewan, Al Asma'i juga tertarik dengan tumbuhan. Ada sekitar kurang lebih 276 tanaman yang berhasil ditemukan Al Asma'i dan diberi nama yang sama dengannya.


7. Al Muqaddasi (Geografi)

Shamsuddin Al Maqdisi atau Al Muqaddasi dilahirkan di kota Al Quds, Palestina. Ia merupakan salah satu ilmuwan yang lahir dari era keemasan Islam.


Meskipun tidak banyak informasi yang bisa didapat tentangnya, ada salah satu karya bidang geografi Al Muqaddasi yang paling terkenal. Buku tersebut berjudul Ahsan Al Taqasim fi ma'rifat Al Aqalim.


Isinya mencakup catatan lengkap mengenai wilayah yang pernah dikunjunginya. Melalui buku tersebut, ia bahkan disebut-sebut sebagai pakar geografi terbaik kala itu.


Nah, dari nama-nama ilmuwan muslim bidang sains di atas, mana tokoh yang paling familiar di telingamu?